Rabu, 10 Desember 2014

HMJ-IAN UMTS PELANTIKAN & SEMINAR


Pengurus HMJ-IAN FISIPOL UMTS periode 2014-2015 telah resmi dilantik pada tanggal 04 desember 2014 yang bertempat di Aula Kampus UMTS Kota Padangsidimpuan yang dilantik oleh dekan fakultas dalam kesempatan ini diwakilkan oleh wakil dekan I Bapak Soritua Ritonga S.Sos. M.AP. karena dekan fisipol sedang berhalangan hadir. pada acara tersebut turut hadir Dosen Fisipol, Tata Usaha serta Ketua BEM UMTS dan BEM Fisipol serta Organisasi Internal lainnya yang berada dalam lingkungan UMTS.

Berdasarkan Paripurna HMJ-IAN FISIPOL UMTS ke I terpilih kepemimpinan baru sebagai ketum yaitu saudara Jefriadi hasibuan yang sebelumnya dijabat oleh Paisal Siregar dan haryanti rukmana sebagai sekum menggantikan saudara Ivan Halomoan. HMJ-IAN FISIPOL merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menampung bakat minat mahasiswa berdasarkan jurusan yang mereka ambil kemudian mereka aplikasikan melalui wadah tersebut. “Ujar wakil dekan I dalam menyampaikan kata sambutannya. Diharapkan agar kepengurusan yang baru ini dapat meneruskan program-program yang sebelumnya sempat tertunda karena berbagai alasan dengan penuh rasa memiliki dan semangat kebersamaan. Umur HMJ-IAN FISIPOL UMTS baru berdiri kurang lebih 1,5 tahun dikampus UMTS kemudian HMJ-IAN tergabung dalam wadah regional lingkup sumatera yakni Ikatan mahasiswa administrasi negara se sumatera (Imanstra).

Paisal Siregar dalam sambutannya mengatakan kepada kepengurusan baru agar HMJ-IAN FISIPOL UMTS kedepan lebih berkembang dan dikenal oleh pihak luar baik lingkup kampus maupun masyarakat dengan program-program yang memang bermanfaat bagi anggota dan juga masyarakat.



Acara pelantikan tersebut dirangkai dengan kegiatan seminar sosial politik oleh KPUD Tapanuli selatan dalam hal ini hadir Ketua KPUD Tapsel bapak Ir. Potan Edy Siregar sebagai narasumber acara tersebut. Pihaknya berterima kasih kepada mahasiswa fisipol khususnya HMJ-Ian yang telah mau mengadakan kegiatan tersebut dengan melibatkan KPUD Tapsel dan kedepan beliau ingin apabila ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh KPUD akan melibatkan pihak mahasiswa HMJ-IAN FSIPol UMTS dalam segala hal seperti sosialisasi dan sebagainya.

Kamis, 27 November 2014

HMJ-IAN Donor Darah

Sebagai wujud kepedulian dengan masyarakat, HMJ-IAN FISIPOL UMTS mengadakan kegiatan bakti sosial dalam rangka donor darah di tengah masyarakat bekerjasama dengan pihak PMI Kab. Tapanuli Selatan dan Juga KODIM 0212/TS kemudian acara ini di sponsori oleh pihak XL turut juga Tokoh masyarakat, camat, lurah NNB serta Mahasiswa kebidanan yang ada di Kota Padangsidimpuan.




Sabtu, 13 September 2014

Task Of U



Sejarah pergerakan Indonesia membuktikan mahasiswa sebagai agen perubahan. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai motor penggerak jatuhnya orde lama, kemudian dikenal dengan nama Angkatan 1966. Bola panas gerakan mahasiswa membawa korban lagi dengan jatuhnya Orde Baru Mei 1998 yang melahirkan reformasi. Peran mahasiswa dalam berkehidupan kemasyarakatan sudah menjadi hal umum dan jamak dilakukan, memulai dengan mengkritisi hal-hal yang biasa di hadapi mahasiswa seperti buruknya fasilitas umum, perilaku sosial yang menyimpang marak di masyarakat dan hal-hal yang dikonsumsi oleh masyarakat seperti kenaikan bahan-bahan pokok kebutuhan masyarakat, keboborokan wakil rakyat sampai pada lemahnya pemerintah dalam penegakan hukum menjadi pemicu agenda diskusi keseharian mahasiswa disamping mengerjakan tugas kuliah.
Sebatas manakah peran mahasiswa? Hanya sekedar datang ke kampus, kuliah, menggunakan alat elektronik baru berhot-spot ceria, copy paste dalam mengerjakan tugas dan pulang setelah merasa melakukan sesuatu yang sangat autis yaitu merasa modern telah berjejaring sosial, ketemu teman dimana-mana? Atau tetap fight dengan ide-ide yang kritis melakukan telaah dalam aktivitas kegiatan mahasiswa di dalam kampus atau di luar kampus tetapi tetap tidak konsisten dengan dirinya, yaitu tidak pernah kuliah, dan selalu menjadi donor tetap kampus dengan semester yang tinggi? Sebagai bagian dari akademisi, mahasiswa tidak hanya biado lae menikmati hidup rutinnitas akut dengan manafikkan persoalan-persoalan di masyarakat. Berevolusi menjadi aktivis merupakan langkah awal untuk belajar memahami kehidupan di luar dunianya dan merupakan bekal untuk meniti langkah lanjut setelah lulus, menjadi alumni yang tidak canggung bekerja, percaya diri dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kritis serta memiliki kepedulian di sekelilingnya tahan tekanan terhadap siapapun.

Sebagai ujung tombak kemajuan, mahasiswa sangat dibutuhkan masyarakat. Sebab itu, ia harus aktif Mahasiswa belum dikatakan aktifis jika hanya aktif secara akademika saja. Melainkan juga berorganisasi, baik di kampus maupun masyarakat. Aktivitas kurikuler dan ekstrakurikuler pun harus berjalan seimbang dan maksimum Tidak ada yang dikorbankan Sebagai agen perubahan ia diharapkan bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga membaur dan bermanfaat bagi masyarakat. “Jangan egois dengan berfikir kita yang memberi tetapi bagaimana kegiatan itu bermanfaat secara pribadi dan orang lain juga merasakannya”.
Sebenarnya banyak peran bisa dijalankan oleh mahasiswa. Kita dapat aktif di organisasi organisasi kemahasiswaan, baik tingkat fakultas, univertas, maupun ektra kampus sesuai minat bakat masing-masing. Banyak pengetahuan didapat ketimbang mahasiswa yang berritual kuliah semata. Di komunitas pencinta alam misalnya seperti anak-anak Forrester Tapsel minimal akan memperoleh kemampuan menyelesaikan masalah kesulitan dan adaptasi pada lingkungan. Melalui olah rasa di dunia kecilnya yakni hutan dll mereka akan lebih cepat dewasa sehingga mampu menghargai orang lain.
Predikat aktivis tidak pantas diberikan kepada bagi mereka yang berperilaku seenaknya (semau gue) dalam berorganisasi. Mahasiswa harus aktif dalam kuliah dan berorganisasi, sehingga mampu berfikir akan jati dirinya sebagai agent of chage. Mampukah perubahan terjadi pada seseorang yang pasif? Mahasiswa aktif tentunya punya nilai plus. Ia bisa membuka pikiran secara seimbang oleh yang ia peroleh dari bangku kuliah, dan menerapkannya di organisasi. Kesempatan mengembangkan soft skill dan hard skill pada mahasiswa aktif juga lebih banyak sehingga banyak pengalaman sebagai bekal di kemudian hari.  Akan tetapi, porsi kuliah harus diutamakan dan lebih besar dibandingkan berkegiatan Ingat, tujuan awal masuk perguruan tinggi adalah untuk belajar. Organisasi sebagai pelengkapnya lebih baik sesuai minat dan bakatnya.
Kegiatan kadang berbenturan dengan jadwal perkuliahan, maka perlu ditentukan batasan-batasan dan koordinasi dari bidang kurikulum dan bidang kemahasiswaan. Mahasiswa juga harus pandai mengatur waktu agar tetap berkegiatan yang positif dan tidak mengganggu kuliahnya sehingga kuliah cepat lulus berikut berjuta pengalaman. Terkadang mahasiswa perlu didorong berorganisasi. Karena pada dasarnya mahasiswa gabung di dalam organisasi hanya ikut-ikutan serta mencari lawan jenisnya untuk dijadikan pasangan dalam dunia percintaan. 
KlikGo went gone.